TINGKAT KELAYAKAN USAHATANI PADI HIBRIDA DI KECAMATAN KERUAK KABUPATEN LOMBOK TIMUR
Keywords:
Pendapatan, R/C Ratio, Padi HibridaAbstract
The use of hybrid rice varieties is currently one way to increase rice productivity nationally. However, there are still many people who are not familiar with hybrid rice, so people still depend on local rice varieties. This hybrid rice productivity is able to reach 12 tons/ha of harvested dry grain where the production is higher when compared to local rice which only reaches 6 to 7 tons/ha of dry harvested grain. The purpose of this
study is to a) determine the amount of income earned by farmers on hybrid rice farming in Keruak sub- district and, b) knowing the feasibility of hybrid rice farming in Keruak sub-district. The method used in this study is a descriptive method with interview techniques in data collection in the field. While the results of the study obtained that the costs incurred were Rp. 20,180,928,/LLG or Rp. 22,760,446/ha. With a production of 8,067 Kg/LLG or 9,098 Kg per hectare with a production value of Rp. 32,268,000/LLG or Rp. 36,392,000/Ha While the average income received by hybrid rice farmers is Rp. 12,087,072/LLG or Rp. 13,631,554/Ha. The results of the analysis show that the R/C Ratio of 1.6 means that hybrid rice farming is feasible
Abstrak
Penggunaan varietas padi hibrida saat ini merupakan salah satu cara meningkatkan produktivitas padi secara nasional, Akan tetapi masih banyak masyarakat yang belum mengenal padi hibrida, sehingga masyarakat tetap tergantung pada varietas padi local. Padi hibrida ini produktivitasnya mampu mencapai 12 ton/Ha gabah kering panen dimana produksinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan padi local yang hanya mencapai 6 sampai 7 ton/ha gabah kering panen.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk a) mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh petani pada usahatani padi hibrida di kecamatan Keruak dan, b) mengetahui kelayakan usahatani padi hibrida di kecamatan Keruak. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknk wawancara dalam pengambilan data di lapangan.Sedangkan hasil penelitian yang diperoleh biaya yang dkeluarkan sebesar Rp. 20.180.928,/LLG atau Rp. 22.760.446 / ha. Dengan produksi sebesar 8.067 Kg/LLG atau 9.098 Kg perhektar dengan nilai produksi sebesar Rp. 32.268.000/LLG atau Rp. 36.392.000/Ha Sedangkan rata-rata pendapatan yang diterima petani padi hibrida Rp 12.087.072/LLG atau Rp 13.631.554/Ha. Dari hasil analisis menunjukan bahwa R/C Ratio 1,6 berarti usaha tani padi hibrida layak diusahakan
Downloads
References
Ashari dan Rusastra Wayan 2014.Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Aripudin Sahidu, 1987. Pengantar ilmu pertanian. Fakultas Pertanian Unram.
Anonim, 2011 Deskripsi Varietas Padi Badan Litbang Pertanian (bpadi.litbang.pertanian.go.id)
Anonim, Sinar Tani, Edisi 2-8 Nopember 2011 No.3429 Tahun XLII. PT.Gramedia. Jakarta..
Kaslan A. Tohir, 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usahatani Indonesia. Bina Aksara Jakarta.
Mosher A. T, 1985, Menggerakkan dan Membangun.Pertanian, LIEM
Mubyarto, 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES, Jakarta
Mulyadi, 2015, https://accurate.id/akuntansi/pengertian-biaya-produksi-dan-cara-hitung
Sayogyo, 1977 Luas Lahan Usaha Tani dan Kesejahteraan Petani: Eksistensi Petani Gurem dan Urgensi Kebijaka Reforma Agraria
Sapoetro, Hadi. 1985. Biaya dan Pendapatan Dalam Usaha tani. Yogyakarta : Gajah Mada Universiti Press.
Simanjuntak, Payama J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Soemartono, W, 1982. Pengantar Metodelogi Ilmiah, Dasar Dan Teknik Researeh.Tarsito, Bandung . 338 H.
Soekartawi, 1985, Ilmu Usahatani, Jakarta
Suproyo, 1992 dalam Helmiana, 2012 Analisa Komparatif Pendapatan Usahatani Padi Sistim Pindah Tanam dan Sistim Tabela
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta Bandung