Komunikasi Multikultur dan Toleransi Beragama dalam Dinamika Bahasa dan Tradisi pada Masyarakat Bantik Buha, Sulawesi Utara

https://doi.org/10.53952/jir.v12i2.581

Authors

Keywords:

kearifan lokal, keragaman budaya, toleransi beragama

Abstract

Salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki komunikasi multikultur dengan tingkat toleransi antara agama, suku, dan budaya yang tinggi adalah daerah di Sulawesi Utara. Peneliti melakukan kajian yang mendalam tentang bagaimana nilai-nilai toleransi beragama diwujudkan dalam interaksi sosial, tradisi, dan aktivitas sehari-hari masyarakat di Sulawesi Utara khususnya masyarakat Bantik Buha Kecamatan Mapanget Kota Manado. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis interaksi dan komunikasi yang terjadi antara kelompok etnis dan agama yang berbeda di Sulawesi Utara serta menginvestigasi bagaimana nilai-nilai toleransi beragama diimplementasikan dalam kehidupan masyarakat di Sulawesi Utara khususnya di kampung Bantik Buha tersebut. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu dengan cara mengobservasi, serta wawancara mendalam, peneliti menganalisis adanya cara-cara untuk memanfaatkan tradisi dan budaya lokal guna memperkuat toleransi antar sesama umat beragama di daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kearifan lokal Minahasa yakni budaya “Mapalus”, yaitu kegiatan sosial yang terbentuk dalam hubungan solidaritas kekerabatan melalui praktik gotong royong panjang-menolong pada aktivitas kedukaan dan pernikahan walaupun berbeda agama, suku dan etnis. Penyelenggaraan pesta perkawinan masyarakat Bantik merupakan pendekatan sosio-antropologis yang didasari oleh prinsip tolong-menolong yang bersumber dari adat dan agama, yang dibuktikan sejak dulu di wilayah Minahasa Sulawesi Utara, yaitu terdapat akulturasi interaksi antara masyarakat lokal yang sebagian besar beragama Kristen dengan masyarakat pendatang yang beragama lain. Temuan ini mengindikasikan adanya praktik nilai-nilai toleransi beragama yang diwujudkan dalam kebersamaan dan saling menghormati dalam kehidupan bermasyarakat di Sulawesi Utara yang tertuang dalam semboyan “Sitou Timou Tumou Tou” yang bermakna bahwa manusia ada untuk memberi kehidupan kepada sesama.

Downloads

Download data is not yet available.

References

.

Published

07/31/2024

How to Cite

Thaib, R. (2024). Komunikasi Multikultur dan Toleransi Beragama dalam Dinamika Bahasa dan Tradisi pada Masyarakat Bantik Buha, Sulawesi Utara. Journal Ilmiah Rinjani : Media Informasi Ilmiah Universitas Gunung Rinjani, 12(2), 33–47. https://doi.org/10.53952/jir.v12i2.581